Berhubung saya mahasiswi Sistem Informasi di ITTelkom, maka melalui blog ini saya bagi ilmu saya disini
Minggu, 04 Desember 2011
Waterfall Model
Waterwall Model, yang sering disebut juga classic life cycle, adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software (Proboyekti, 2006).
Model ini menyampaikan suatu pendekatan yang berurutan untuk pengembangan perangkat lunak. Pengembangan dimulai dari spesifikasi kebutuhan dan berlanjut dengan perencanaan, pemodelan, konstruksi, dan penyerahan.
Langkah-langkah dalam waterfall sebagi berikut :
a. Spesifikasi Kebutuhan user (Requirment User)
Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap.
b. Software Design
Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap.
c. Construction Coding (pengkodean)
Desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun langsung diuji baik secara unit.
d. Integrasi (integration)
Penyatuan unit-unit program secara keseluruhan.
e. Testing
Setalah penyatuan program secara keseluruhan maka dilakukan pengujian (system testing).
Beberapa macam bentuk testing :
Data set testing
Unit testing
Sistem testing
Integrasi testing
Blackbox testing
Whitebox testing
Modul testing
Regresi testing
Otomasi testing
f. Implementasi
Mengoperasikan program dilingkungannya oleh pengguna/user
g. Pemeliharaan (Maintenance)
Melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.
Model ini juga mencerminkan kepraktisan engineering karena ketika sudah berada diakhir fase jika terjadi kesalahan akan lebih mudah diperbaiki. Namun kelemahan metode ini adalah ketika suatu fase sudah terlewati dan ada perubahan kebutuhan sesuai keinginan pemakai/user terkadang model ini sulit untuk diakomodasi. Dampaknya akan menyebabkan kebingungan bagi tim pembuat. Sehingga keadaan ‘block state’ atau status terblok akan terjadi. Block state bisa terjadi ketika beberapa anggota tim harus menunggu anggota lain team ini untuk menyelesaikan tugas yang ada kaitannya. Akibatnya, waktu yang diperlukan untuk menunggu bisa melebihi waktu produktif yang diperlukan untuk mengerjakan tugasnya.
Secara umum masalah-masalah yang sering terjadi dalam model ini adalah :
Perubahan sulit dilakukan karena sifatnya yang kaku.
Karena sifat kakunya, model ini cocok ketika kebutuhan dikumpulkan secara lengkap sehingga perubahan bisa ditekan sekecil mungkin. Tapi pada kenyataannya jarang sekali konsumen/pengguna yang bisa memberikan kebutuhan secara lengkap, perubahan kebutuhan adalah sesuatu yang wajar terjadi.
Waterfall pada umumnya digunakan untuk rekayasa sistem yang besar dimana Proyek dikerjakan di beberapa tempat berbeda, dan dibagi menjadi beberapa bagian sub-Proyek
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar